Kemenkes Himbau Waspadai Flu Singapura dan DBD Selama Mudik Lebaran
PARAMETERMEDIA.COM – Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi penularan penyakit hand, foot, and mouth diseases (HFMD) atau flu Singapura selama arus mudik dan balik Lebaran 1445 H/2024 M.
Mengutip rilis Kemenkes, penyakit HFMD ini memiliki kecepatan penularan yang tinggi meski jarang menyebabkan sakit berat.
Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau Flu Singapura tak hanya menyerang bayi dan anak-anak dibawah 5 tahun, namun juga dewasa.
Meski bisa sembuh sendiri, tapi bila anak mulai kesulitan makan dan minum, disarankan segera ke fasyankes untuk penanganan lebih lanjut.
Tercatat hampir 6.500 kasus HFMD hingga pekan ke-13 tahun 2024.
Provinsi Jawa Barat menempati urutan pertama dalam Kasus HFMD terbanyak ada di Pulau Jawa. Jawa Barat (2.119), disusul Banten (1.171) DI Yogyakarta (561), dan Jawa Tengah (464).
Sementara itu pada kasus demam berdarah dengue (DBD), hingga pekan ke-14 tahun 2024 atau April, tercatat sebanyak 60.296 kasus demam berdarah di Indonesia dengan angka kematian sebanyak 455.
Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah dari pekan-pekan sebelumnya.
Lima kabupaten/kota dengan kasus demam berdarah tertinggi tahun ini di antaranya Kabupaten Tangerang dengan 2.540 kasus, Kota Bandung 1.741 kasus, Kabupaten Bandung Barat 1,422 kasus, Kabupaten Lebak 1.326 kasus, dan Kota Depok 1.252 kasus.
Sementara itu, kabupaten/kota dengan kematian DBD tertinggi pada 2024, di antaranya Kabupaten Bandung dengan 25 kematian, Kabupaten Jepara 21 kematian, Kabupaten Subang 18 kematian, Kabupaten Kendal 16 kematian, dan Kabupaten Bogor 13 kematian.
Kemenkes menghimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan kebersihan selama perjalanan mudik dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menerapkan etika batuk atau bersin.
Masyarakat juga diminta menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Pemudik diharapkan bisa menjaga kebersihan di kampung halamannya untuk mengurangi risiko adanya demam berdarah dengue (DBD).*