India Ungkap Penipuan Terbesar AS : Neil Armstrong dan Edwin Aldrin Tidak Pernah Ke Bulan
PARAMETERMEDIA.COM – Keberhasilan Chandrayaan-3 dalam misi eksplorasi bulan ketiga oleh Indian Space Research Organization, mencapai permukaan Bulan dan diabadikan oleh Chandrayaan-2, yang sudah mengorbit sebelumnya.
India mencatat suhu di Bulan beberapa kali melebihi prediksi, ditambah lagi dengan ditemukannya fenomena badai pasir berlistrik di permukaannya.
Fakta-fakta penipuan AS inilah yang meragukan keberhasilan dua orang asronot yang sebenarnya tidak pernah mencapai ke bulan dalam pesawat luar angkasa Apollo milik badan antariksa AS, NASA, pada tahun 1969-1972.
Penjelajah bulan Pragyan yang diturunkan dari Chandrayaan-3 mencatat bahwa suhu permukaan Bulan yang sangat tinggi.
Pada awalnya disebutkan bahwa suhu tanah Bulan adalah 20-30 derajat celcius, namun Pragyan mencatat nilai yang jauh lebih tinggi yang mencapai lebih 70 derajat celcius.
Kemudian fakta lain adalah Chandrayan-3 , mendaratkan Pragyan di Kutub Selatan Bulan, di mana Matahari berada di atasnya yang tentu saja panasnya bisa di perkirakan.
Neil Armstrong dan Edwin Aldrin dilaporkan telah mendarat di Bulan di kawasan patahan Maria Serenitatis pada 20 Juli 1969.
Pragyan yang meneliti lokasi pendaratan para astronot AS ini tidak menemukan fakta seperti yang di laporkan AS dimana suhu dilokasi itu sekitar standar 90-100 derajat celcius.
Pragyan mencatat lokasi pendaratan bersuhu lebih panas sekitar 170-180 derajat celcius, dan pada suhu seperti itu tidak mungkin manusia bisa bertahan hidup, kecuali jika para asronot AS tersebut adalah manusia super.
Fakta lainnya adalah badai debu berlistrik, dimana banyak anomali berbeda yang terjadi di permukaan Bulan, permukaan bulan terlihat berkilau dengan aliran listrik berkekuatan seribu volt.
Aliran listrik ribuan volt yang terkonsentrasi di permukaan Bulan ini dihasilkan oleh sinar matahari dan sifat khusus regolit dari tanah Bulan.
Suhu tinggi ini juga berdampak pada peralatan, gumpalan debu elektrolisis dari permukaan regolit menimbulkan masalah besar untuk pengamatan visual maupun pengambilan foto dan video.
Namun, Neil Armstrong, Edwin Aldrin dan lainnya tidak pernah menyebutkan fenomena seperti itu dalam berbagai wawancara mereka.
Menurut perkiraan CIA, misi bulan Uni Soviet dimasa lalu menelan anggaran negara sebesar 16-22 miliar dolar AS, yang jika dihitung dengan harga saat ini adalah sekitar 130 miliar dolar AS.
Uang itu tidak cukup untuk membangun teknologi luar angkasa yang memadai sehingga sangat mustahil misi pendaratan manusia di Bulan terwujud.
Untuk mencapai tingkat keandalan yang diperlukan untuk mengirim astronot ke Bulan, perlu mengeluarkan setidaknya 200-250 miliar dolar AS dengan harga saat ini.
Lalu bagaimana dengan NASA, yang hanya dalam waktu 7 tahun dengan anggaran 150-155 miliar dolar AS mampu mengatur pengiriman misi ke Bulan berulangkali.
Lalu bagaimana dengan keaslian foto-foto yang diambil oleh orang AS di Bulan yang telah lama beredar, Jika astronot mendarat di Bulan pada sisi yang terlihat dari Bumi, lalu bagaimana bisa dalam foto diambil dari Bulan.
Para pakar menyatakan bahwa tidak mungkin ada daratan di atas cakrawala, dan kamera yang digunakan para astronot memiliki bidang pandang 53 kali 53 derajat, yang mustahil untuk memasukkan Bumi dan cakrawala ke dalam bingkai.
Tanpa disadari India telah mengungkap penipuan terbesar AS dengan kesombongannya dan berpura-pura sebagai bangsa yang besar.
Wikileaks juga pernah merilis video pengambilan gambar di bulan berlatar belakang gurun Nevada***