Video Gua Pamijahan Tasikmalaya Hangat Diperbincangkan di Media Sosial
PARAMETERMEDIA.COM – Sebuah video yang memperlihatkan Gua Safar Wadi Pamijahan, di Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Dalam unggahan akun @farizindallah di X yang dulu Twitter, pada 23 Mei 2024 terlihat gua bersejarah tersebut di penuhi oleh jemaah yang sedang melantunkan bacaan Talbiyah.
Akun itu menuliskan judul video yang berbunyi “Pengusaha travel umroh pun ketar ketir melihat ini.”
Tempat bersejarah yang merupakan tempat tapak tilas Syekh H Abdul Qadir Djaelani yang menerima ilmu agama dari Imam Sanusi. Gua diberi nama gua Safarw Wadi Pamijahan atau Gua Safar Wadi atau disebut juga Gua Pamijahan.
Gua ini terletak di kaki gunung yang dikenal sebagai Gunung Mujarod yang berarti tempat penenangan atau dalam bahasa sunda adalah tempat nyirnakeun manah.
Namun munculnya video ini menjadi bahan perbincangan menarik karena gua ini dipercaya memiliki lorong yang bisa tembus ke Makkah, Arab Saudi.
Banyak netizen yang tidak mempercayai hal tersebut, namun banyak juga yang meyakini bahwa pada masa lalu gua ini tempat berkumpulnya para wali dan merupakan jalan bagi para wali untuk melakukan shalat jumat di Makkah.
Mengutip Jabar NU, gua Pamijahan memiliki keistimewaan tersendiri keistimewaaan antara lain luas serta panjang gua yang panjang.
Terdapat bebatuan yang berkilauan, sumber mata air jernih yang biasa disebut air zam-zam Pamijahan dan air kejayaan.
Terdapat beberapa cekungan di langit-langit gua yang menyerupai peci, dengan mitos jika jemaah mencoba ukuran nya, jika pas dengan kepala maka dipercaya seseorang bisa naik haji dan ditakdirkan berangkat ke tanah suci.
Dalam buku “Sejarah Perjuangan Syekh H. ‘Abdul Muhyi Waliyullah Pamijahan” (hlm. 18-19) karya alm. Drs. H. AA. Khaerussalam disebutkan jika gua ini berbeda-beda fungsinya dari waktu ke waktu.
Di sebutkan dua perbedaan yaitu pada masa Syekh H. Abdul Qadir Zaelani hingga masa Syekh H. ‘Abdul Muhyi Waliyullah.
Masa Syekh H. Abdul Qadir Zaelani hingga masa Syekh H. ‘Abdul Muhyi Waliyullah.
Gua Pamijahan sebagai tempat alamiah langsung ciptaan Tuhan dengan sababiah karamatnya Waliyullah
Sebagai tempat beribadat para wali-wali, yang dibuktikan dengan adanya “masjid dan menara” di dalam gua
Sebagai tempat pertemuan para wali, dibuktikan dengan adanya jalan yang menghubungkan ke Mekkah, Cirebon, Surabaya, dan Banten.
Dijadikan sebagai tempat kaderisasi dalam mengembangkan dan menyebarluaskan agama Islam keseluruh penjuru tanah air, dibuktikan dengan adanya tempat pendidikan yang berupa perpustakaan didalam gua. Gua sebagai tempat Tajrid dan Taqarrub (menyirnakan dan mendekatkan diri) kepada Allah, dibuktikan dengan adanya tempat bersemedi didalamnya.
Sementara pada masa setelah Syekh H. ‘Abdul Muhyi sampai sekarang, fungsi gua adalah sebagai berikut:
Gua Pamijahan merupakan bukti salah satu ciptaan Allah SWT yang indah dan kokoh.
Sebagai tempat mengenang kembali perjuangan para wali-wali (Auliya) yang dengan tulus menyebarluaskan agama Islam.
Sebagai salah satu tempat untuk mendekatkan diri pada Tuhan.
Sebagai tempat mencari keberkahan atau menambah kebaikan (Ziyadatul Khair) atas tapak tilas para wali yang mana didalamnya terdapat mata air yang bisa dibawa pulang oleh para pengunjung.
Sebagai sosial ekonomi, dalam artian dengan wasilah gua tersebut para penduduk setempat bisa mendapatkan salahsatu rezeki dari Allah SWT.*