Data dan Perekam Suara Jeju Air Terhenti 4 Menit Sebelum Ledakan

PARAMETERMEDIA.COM – Kementerian Transportasi Korea Selatan melaporkan hasil pemeriksaan terhadap kotak hitam pesawat Jeju Air, 11 Januari 2025.
Kotak hitam ini dibawa ke Washington AS pekan lalu untuk dilakukan verifikasi silang guna memastikan keamananan data pada perangkat tersebut.
Data penerbangan dan perekam suara kokpit, pada pesawat jet Jeju Air dilaporkan terhenti atau berhenti merekam tanpa diketahui penyebabnya sekitar empat menit sebelum pesawat itu jatuh pada 29 Desember 2024.
Yonhap melaporkan, FDR dan CVR berhenti merekam data sekitar pukul 8:59 pagi, data yang hilang selama empat menit ini menyulitkan penyelidikan terkait tewasnya 179 orang penumpang didalamnya.
Pesawat meledak sekitar pukul 9:03 pagi, setelah pilot melakukan pendaratan darurat tanpa roda hingga menabrak pagar pembatas beton di Bandara Internasional Muan.
Comparing the Jeju Air Crash with Similar Aviation Disasters
— Kusumo Arief Atmojo (@ariefatmojo_) January 4, 2025
Studying similarities between the Jeju Air crash and other incidents helps identify patterns and recurring issues. This comparative analysis informs preventive measures.
Key factors like weather, human error, and… pic.twitter.com/i8jB6RNUUY
Meskipun data FDR dan CVR sangat penting untuk penyelidikan, namun keduanya bukan satu-satunya sumber bukti dalam penyelidikan.
Sumber bukti lain adalah catatan kontrol lalu lintas udara, rekaman video kecelakaan dan puing-puing dari lokasi.
FDR harus merekam setidaknya 88 parameter penting tetapi sistem modern biasanya dapat melacak 1.000 atau lebih sinyal tambahan.
CVR biasanya berisi dua jam rekaman dalam satu putaran tetapi saat ini kapasitasnya diperpanjang menjadi 25 jam.**
