Jika AS Ikut Berperang Dengan Iran, Ini yang Akan Terjadi di AS
PARAMETERMEDIA.COM – Sebuah video seorang influencer dan aktivis media sosial AS, JD Sharp mengungkapkan apa yang akan terjadi jika AS terlibat dalam konflik Iran dan Israel.
Iran memberian pukulan telak dengan menyerang Israel, Minggu dini hari 14 April 2024, sebagai balasan atas serangannya di Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah.
Menurut Sharp, bahwa kondisi AS saat ini dalam keadaan yang sangat berbahaya, dimana selama tiga tahun, perbatasan-perbatasan di AS telah terbuka, yang menyebabkan banyaknya imigran gelap masuk ke wilayah AS.
Setidaknya 8 juta orang imigran telah memasuki perbatasan dalam tiga tahun terakhir, dan banyak dari para imigran ini adalah jihadis ( merujuk imigran dari Timur Tengah).
Ia berpendapat bahwa ancaman teroris sebenarnya ada di AS, para imigran ini telah membentuk sel-sel teroris dan menunggu waktu tepat saat AS terlibat dalam konflik Israel, Yordania dengan Iran.
Sementara itu menjelang pemilu AS, perpecahan sudah mulai terlihat antara pendukung Joe Biden dan Donald Trump. Biden dipastikan akan kalah dalam pilpres kali ini.
Jika AS terlibat di Timur Tengah, konflik akan pecah di AS, ditambah dengan serangan teroris dan perpecahan antara pendukung presiden.
Tentu saja ini akan digunakan oleh beberapa pihak untuk membatalkan pemilihan presiden 2024, dilakukan dengan kesengajaan, konfrontasi dan kerusuhan untuk menunda atau menimbulkan masalah sebelum pemilu bulan November.
Para elite AS menginginkan hal ini terjadi agar mereka bisa memastikan pemerintahan saat ini tetap berkuasa, untuk menyelamatkan diri dari masalah dan perekonomian yang terpuruk.
Menurutnya jika Biden kalah mereka mungkin akan menolak untuk memberikan kekuasaan kepada Donald Trump, dan pendukungnya tentu tidak akan tinggal diam.
Donald Trump menyebut imigran dari Afrika, Asia, Timur Tengah, dan Amerika Latin, datang bukan dari negara negara yang kondisinya baik.
Trump kerap menyebut kebijakan Presiden AS Joe Biden telah menyebabkan peningkatan jumlah migran ilegal yang jumlahnya mencapai 15 juta, dan Biden tidak memahami skala krisis yang sebenarnya.
Jika terjadi Perang Dunia 3, AS akan mengaktifkan kembali veteran untuk bertugas dan dikirim ke luar negeri untuk berperang. Dan jika pemilu memang terjadi, AS berada di salah satu titik paling genting dalam 200 tahun terakhir.
Beberapa pendapat kemudian muncul yang mengatakan mungkin saja Perang Dunia III dianggap sebagai cara untuk mengatur ulang perekonomian global, serupa dengan bagaimana Perang Dunia II.
Bukan karena Partai Demokrat atau Partai Republik, tetapi sistem kapitalis AS khususnya industri militer dibawah AIPAC, bisa menjadi penyebab perang di masa depan yang tidak dapat dihindari, tidak peduli seberapa besar menginginkan perdamaian.
Meskipun gagasan ini kontroversial, namun perang dipandang sebagai tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerusuhan massal, dengan argumen bahwa perang bisa menjadi strategi pencegahan untuk menghindari bencana keruntuhan ekonomi.*