Unit Arrow Kepolisian Gaza Tumpas Puluhan Geng Penjarah Bantuan Kemanusiaan: Didirikan Yahya Sinwar
PARAMETERMEDIA.COM – Kementerian Dalam Negeri Palestina mengumumkan setidaknya 22 anggota geng tersangka perampokan dan penjarahan bantuan kemanusiaan di Gaza, tewas dalam bentrokan pada Senin 18 November 2024.
Beroperasi di wilayah Gaza Selatan, dalam aksinya kelompok penjahat bersenjata ini terhubung dan bekerjasama dengan intelijen Israel, Shin Bet.
Mengutip Middle East Eye, mereka kerap menyerbu konvoi bantuan kemanusiaan dari badan pangan dunia yang memasuki Gaza selatan, yang menyebabkan terhambatnya bantuan dan memperburuk keadaaan 2 juta penduduk Gaza yang saat ini tinggal disana.
Menjadi target utama penumpasan oleh kepolisian Gaza, tak tanggung-tanggung kelompok ini bertanggung jawab atas pencurian 109 truk dari 150 truk bantuan kemanusiaan, pada hari Senin.
Sementara pada hari Sabtu sebelumnya, 98 dari 109 truk yang membawa bantuan pangan PBB dari Kerem Shalom juga diduga dijarah oleh kelompok yang sama.
Sebuah unit penjaga ketertiban sipil atau polisi Gaza dari Unit Sahm ( Unit Arrow) yang menurut informasi didirikan oleh Yahya Sinwar, melakukan operasi penyergapan dan berhasil membunuh semua anggota kelompoknya.
Penyergapan dilakukan setelah polisi berhasil melacak adanya komunikasi antara para penjahat ini dengan intelijen Shin Bet.
Operasi penumpasan tersebut juga didukung oleh faksi perlawanan Palestina bersama komite suku. Seorang anggota polisi Gaza dilaporkan tewas dalam bentrokan tersebut.
Foto lokasi kendaran para penjarah terbakar.
Washington Post pada bulan Oktober melaporkan informasi dari PBB yang menyebutkan bahwa kelompok tersebut mendapat keuntungan dan perlindungan dari tentara Israel.
Informasi itu juga menyebutkan pelaku utama sekaligus pemimpin kelompok penjarah bantuan yang terorganisasi itu bernama Yasser Abu Shabab. Namun sayangnya informasi ini disampaikan setelah Yasser tewas.
Mereka mendirikan sebuah markas yang mirip dengan kompleks militer di wilayah yang dikuasai oleh tentara Israel.
Sejak militer Israel menutup titik penyeberangan Rafah yang menghubungkan Gaza dengan Mesir, kelompok bantuan kemanusian mengatakan Israel menolak masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Bahkan pasukan Israel membiarkan penjarahan dan juga terlibat dalam penjarahan seperti di video yang beredar.
Adapun sedikit bantuan yang berhasil mencapai Gaza Selatan diantaranya melalui penyeberangan Karem Abu Salem (Kerem Shalom), yang dikuasai suku Badui.
Kementerian Dalam Negeri Gaza mengatakan akan terus melakukan dan memperluas operasi keamanan untuk menyisir setiap orang yang terlibat dalam pencurian truk bantuan.
Penargetan dan pembunuhan Israel terhadap anggota kepolisian Gaza, menyebabkan gangguan keamanan dan ketertiban sipil, dimana hanya sedikit anggota yang tersisa untuk menjaga konvoi bantuan kemanusiaan.
Pada bulan Oktober, hanya 57 truk bantuan per harinya yang diizinkan masuk ke Gaza, angka yang lebih rendah dari 350 truk yang diminta oleh AS.
Badan-badan bantuan kemanusiaan memperkirakan diperlukan lebih dari 600 truk per harinya agar dapat memenuhi kebutuhan dasar warga Gaza.
Sebelumnya minggu yang lalu, Unit Sahm memburu pelaku perampokan konvoi bantuan Badan Pangan Dunia di Maghazi, Jalur Gaza tengah, 3 orang dilaporkan tewas dan 27 orang terluka.*