Tentara Rusia Ungkap Bagaimana Rusia Menjadi Lebih Kuat: AS dan NATO Kami Mengalahkanmu

PARAMETERMEDIA.COM – Sebuah wawancara New Rules Geopolitics bersama dengan salah seorang komandan peleton tentara Rusia bernama Ivan yang membahas keadaan terkini militer Rusia yang menjadi jauh lebih kuat dari pada tahun 2022.
Diwawancarai oleh Dimitri Simes Jr seorang Rusia yang kini tinggal di AS, tentara Rusia ini mengungkapkan bagaimana taktik militer Rusia berkembang, perang pesawat tak berawak, dan kegagalan Ukraina di medan perang.
Ia mengatakan konflik Ukraina telah membuat militer Rusia menjadi lebih demokratis dibandingkan sebelum terjadinya perang, dimana militer Rusia digambarkan sebagai institusi yang kaku dan konservatif.
“WE DEFEATED YOU”: Russian soldier sends DEFIANT MESSAGE to NATO
— NewRulesGeopolitics (@NewRulesGeo) March 29, 2025
“You gave the Ukrainians everything you could, trained them how to act, but NOTHING WORKED. Russia achieved everything it wanted.” https://t.co/8KZxlg7vTJ pic.twitter.com/hiEpCVWbQr
Selama tiga tahun terakhir, operasi militer di Ukraina telah membawa perubahan signifikan melahirkan banyak ide dan teknologi yang meningkatkan kemampuan setiap prajurit.
“Perang drone membuat serangan berskala besar menjadi mustahil dilakukan dan tidak yang mau mengambil risiko untuk mengumpulkan jumlah pasukan dalam jumlah besar di satu area,” ungkapnya.
Dengan situasi tersebut satu-satunya taktik yang tersisa adalah maju dan bergerak dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang.
Tidak seperti dalam Perang Dunia 2 yang mengerahkan banyak pasukan, pesawat tempur, kendaraan tempur dengan jumlah banyak dalam penyerangan.
Didominasi oleh perang pesawat tak berawak dan keunggulannya, membuat pesawat tempur yang mahal saat ini mulai menjadi barang yang usang.
Justru sebaliknya artileri menjadi lebih penting dibandingkan pada masa Perang Dunia I, drone menjadikan artileri lebih mematikan.
Ia juga menyebut bahwa keberadaan pasukan khusus juga semakin tidak di butuhkan, karena perang pesawat tanpa awak, seorang pecandu alkohol berusia 50 tahun dengan pelatihan dasar dapat dengan mudah mengalahkan US Army Ranger yang memiliki pengalaman tempur luas.
Mengulas pertempuran, Donbass disebut-sebut sebagai medan perang yang sulit bagi Rusia dan Ukraina disebabkan karena Donbass terdiri dari padang terbuka dengan hutan buatan yang tidak alami. Musuh dapat melihat setiap pergerakan yang memasuki hutan.
The Russian military is much stronger than it was at the start of the Ukraine conflict.
— Dimitri Simes Jr. (@DimitriASimes) March 24, 2025
This interview explains why👇 https://t.co/fCRZQ9ZGsM
Sementara itu kegagalan Ukraina seperti pada Operasi Kursk dilakukan dengan perencanaan sangat buruk dan hal sama terjadi pada serangan balik Ukraina yang gagal pada tahun 2023.
Berbicara tawanan perang tentara Rusia pasti memperlakukan tawanan perang Ukraina sebagai manusia sekaligus saudara serumpun.
Tentara Rusia ini juga mengirimkan pesan yang menantang kepada AS dan NATO dengan menyampaikan bahwa anda memberikan segalanya kepada Ukraina, melatih mereka, tetapi tak ada yang berhasil. Rusia mencapai semua yang diinginkannya, Kami mengalahkanmu.**
