Rambo Asia: Perwira Korea Utara Terima Medali Penghargaan Rusia di Pertempuran Kursk
PARAMETERMEDIA.COM – Beredar di media sosial untuk yang pertama kalinya, seorang perwira dari pasukan khusus Korea Utara, menerima medali penghargaan dari Rusia atas pencapaiannya dalam pertempuran di Kursk.
Menurut keterangan dan tanggapan netizen bahwa aksinya dinilai sebagai Rambo nya Asia, dimana ia seorang diri telah melenyapkan 200 tentara Ukraina, 30 tentara bayaran NATO, meledakkan 5 tank Abrams dan menghancurkan 1 pesawat F-16.
Dalam video itu perwira Rusia mengatakan bahwa ia selalu berada di medan perang terdepan bersama pasukan Rusia, saat dalam keadaan yang sulit sekalipun.
Walaupun belum ada laporan secara resmi, dan tidak sedikit juga netizen yang mengatakan bahwa itu hanyalah propaganda atau pesan provokatif semata yang dilakukan pasukan Rusia.
Namun jika melihat latihan pasukan khusus Korea Utara dalam video yang beredar, membuktikan kemampuan dan kehebatannya dalam mengasah keahlian dalam bertempur.
Wilayah Kursk adalah wilayah perbatasan Rusia, tempat dimana pasukan Ukraina melancarkan serangan besar pada bulan Agustus tahun lalu.
Inilah yang menandai untuk pertama kalinya Ukraina menguasai wilayah Rusia, dimana saat ini Ukraina menguasai ratusan kilometer persegi wilayah itu.
Para pakar militer mengatakan bahwa Kursk merupakan zona penyangga antara Ukraina dan Rusia, sehingga sangat penting bagi Kyiv dan Moskow untuk menguasainya.
Reuters yang mengutip lembaga pemikir Center for Strategic and International Studies (CSIS) menilai walaupun jumlah pasukan Korea Utara hanya lebih dari 12000 dan bukan angka signifikan dalam pertempuran, tetapi keterlibatannya bukan sekadar sebagai upaya simbolis.
Hal ini mungkin ditujukan sebagai langkah diplomatis lebih luas yang menunjukan bahwa Korea Utara dan Rusia bukan hanya sekadar teman sesaat, tetapi memiliki hubungan yang lebih dalam.
Pada tingkat tertentu, hal inilah yang membuat Amerika Serikat dan sekutunya marah, apalagi sebelumnya Kremlin telah menepis laporan tentang keberadaan pasukan Korea Utara.
Korea Selatan yang juga khawatir dengan keterlibatan musuhnya ini, menilai bahwa pasukan Korea Utara memperoleh pengalaman dan pengetahuan militer dalam perang Rusia.
Menurut Reuters walaupun Presiden Rusia Vladimir Putin tidak membantah keberadaan pasukan Korea Utara di Rusia, tetapi ia menegaskan bahwa Rusia memiliki hak untuk melaksanakan perjanjian kemitraan yang telah ditandatangani Moskow dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Dari sudut pandang Korea Utara, ada beberapa alasan mengapa negara itu mungkin turun tangan untuk mendukung Rusia, diantaranya untuk menguji kemampuan tentara Korea Utara untuk bertempur dalam kapasitas apa pun.
Walaupun tidak mengabaikan adanya korban, analis Korea Utara percaya bahwa gaji yang diterima tentara Korea Utara dari Rusia, bisa menjadi salah satu cara untuk menyuntikkan mata uang asing yang sangat dibutuhkan Pyongyang.
Sebagai gantinya Korea Utara juga dapat memperoleh lebih banyak keuntungan dan dukungan keamanan dari Rusia.*