Puluhan Masjid Abad 19 Hancur, 700 Lebih Muslim Tewas, Junta Myanmar Tidak Turunkan Tim Penyelamat di Masjid-masjid

PARAMETERMEDIA.COM – Gempa bumi 7,7 skala richter yang terjadi saat berlangsungnya Shalat Jumat menewaskan lebih dari 700 warga Muslim dan menghancurkan ratusan masjid di Myanmar, pada Jumat 28 Maret 2025.
Hingga Jumat 4 April, Junta militer mengumumkan korban tewas meningkat menjadi 3.145 orang, sebanyak 4.589 orang terluka dan 221 dilaporkan masih hilang.
Sementara Departemen Meteorologi dan Hidrologi Myanmar melaporkan lebih dari 70 gempa susulan terjadi sejak 28 Maret.
Thousands are feared dead after a powerful 7.7 magnitude earthquake rocked Southeast Asia on Friday, bringing down a towering skyscraper in Thailand and toppling buildings, including a mosque, in neighboring Myanmar pic.twitter.com/kU9wqFdxvU
— News and Java 🇺🇲 (@newsandjava) March 28, 2025
Dari 60 masjid di wilayah Mandalay dan Sagaing yang hancur, sebagian besarnya berdiri sejak abad ke -19 dan dibangun pada masa pemerintahan Raja Mindon (1853-1878).
The Irrawaddy melaporkan setidaknya 18 masjid bersejarah di Mandalay hancur.
#MyanmarEarthquake
— Zia Hero (@SahatZia_Hero) March 28, 2025
The scene after the collapse of the Shwe Pho Shing Mosque in #Mandalay due to the 7.7 magnitude #earthquake hit #Myanmar.
At least 20 people were killed when the Shwe Pho Shing Mosque in Mandalay collapsed during worship today due to a devastating… pic.twitter.com/UkJBGRRTkY
Jaringan Muslim Revolusi Musim Semi Myanmar menyebut pemerintah Myanmar tidak mengijinkan warga Muslim untuk merenovasi atau membangun tempat-tempat ibadah Islam.
[1/9]Youth volunteers clearing rubble at the collapsed MyoMa Mosque in Sagaing.
— HarryMyoLin (@harry_myo) April 4, 2025
This mosque was a beacon of interfaith dialogue. I organized many events here.
Now, it’s gone.
It breaks my heart to watch this.#MyanmarEarthquake pic.twitter.com/BND3Wk30zx
Dengan mayoritas penduduknya yang beragama Buddha, banyak kelompok ultranasionalis anti-Muslim yang didukung militer mempengaruhi opini negatif kepada publik terkait minoritas Muslim dan masjid.
Dengan terputusnya informasi dan komunikasi pasca gempa ke beberapa wilayah, diperkirakan jumlah masjid yang hancur ini jauh lebih besar.
Pada tahun 2017, Departemen Luar Negeri AS, telah memperingatkan banyaknya masjid bersejarah yang kondisinya memburuk, sekaligus menyoroti adanya penolakan atas pemeliharaan rutin masjid.
Junta Myanmar mencantumkan jumlah biara yang rusak dalam laporan dampak gempa, namun sama sekali tidak menuliskan masjid pada daftar tersebut.
Junta Myanmar juga tidak menurunkan tim untuk melakukan operasi penyelamatan di masjid-masjid yang runtuh.
This is Mandalay,
— Kishlay🇮🇳 किसलय કિસલય কিশলয় கிஸ்லய் ਕਿਸਲਯ (@Kishlaysharma) March 30, 2025
Second biggest city of Myanmar, about 475 Kms from Moreh town ,Manipur .
It became epicenter of very powerful earthquake and everything got destroyed ….Islamic Mosques and Buddhist Monasteries , Palaces and apartments , roads and bridges .
Nature's fury… pic.twitter.com/oHA8JT2Kb5
Agama Islam diperkirakan pertama kali masuk di Myanmar pada tahun 1055, melalui para saudagar Arab yang berlabuh di delta Sungai Ayeyarwady, Semenanjung Tanintharyi, dan Daerah Rakhin.
Dari jumlah keseluruhan penduduk Myanmar saat ini sebanyak 88 % memeluk agama Budha, agama Kristen 6,2 %, ( Chin, Kachin dan Karen ), Islam 4,3 % ( Rohingya , Melayu, Yangon dan minoritas lainnya), dan Hindu 0,5 % ( Indian Burma ).**
