Kabupaten Sukabumi Siapkan Metode Pertanian Purba, Gaya Bertani Ramah Lingkungan
PARAMETERMEDIA.COM – Sebagai negara agraris, Indonesia adalah negara dengan tanah yang subur, yang memiliki modal potensial untuk menjadi negara maju dalam bidang pertanian.
Secara umum jenis pertanian yang sering diterapkan oleh masyarakat adalah pertanian konvensional dan pertanian organik. Hal ini yang kemudian menarik perhatian perusahaan dari manca negara untuk berinvestasi dalam bidang ini.
PanelTech.US, kembali melakukan kunjungannya untuk melakukan peninjauan lapangan tentang metode pertanian purba dan pengelolaan sampah untuk pupuk organik, di Gunung Aseupan/Gunung Jati, Cigintung Hilir Rt. 026/06 Desa Cijurey Kec. Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi.
Sebelumnya PanelTech.US, perusahaan yang bergerak di bidang desain material berkelanjutan ini pada kunjungan awalnya 27 Oktober 2023, melakukan audiensi tentang metode pertanian purba dan pengelolaan sampah untuk pupuk organik.
Dalam tataran praktis, yang terjadi bahwa para petani konvensional saat ini menggunakan bahan-bahan yang mengandung kimia untuk mempercepat proses panen tanaman serta mendapatkan produktivitas secara maksimal.
Sedangkan dalam sistem pertanian konvensional, petani seharusnya memanfaatkan bahan alami yang relatif lebih aman dari perspektif kesehatan dan lingkungan berkelanjutan, untuk membantu pertumbuhan tanaman.
Namun faktanya, budaya tani konvensional malah menjadi faktor utama yang menghambat dan berdampak buruk bagi kualitas tanah, dalam jangka panjang tentu saja akan berdampak negatif pada lingkungan.
Prof. Deden lesmana sebagai pengabdi alam/penyedia dan aplikator konsorsium MOL, sekaligus sebagai dosen pakar Fakultas Pertanian mengembangkan gaya bertani yang ramah akan lingkungan dengan nama Pertanian Purba.
Metode pertanian purba diyakini persingkat pola tanam.dan panen sehingga biaya bisa menjadi lebih hemat hingga 70% dengan cukup mengumpulkan sampah dan kotoran hewan.
Menurut Deden, metode pertanian purba adalah pertanian ramah lingkungan, ekonomis dan sehat, pertanian yang cukup mendasar ketika manusia pertama kali di muka bumi, segala-galanya tumbuh tanpa kimia.
Metode pertanian purba mengedepankan penggunaan manfaat mikroba atau mikro-organisme lokal (MOL). Konsorsium MOL adalah kumpulan puluhan jenis mikroorganisme yang hidup saling kerja sama dan mempunyai peran mengurai bahan-bahan organik alam menjadi bahan organik yang ramah lingkungan.
Desa Cijurey Kec Gegerbitung menjadi daerah percontohan atau pilot project penerapan Pertanian Purba, dengan ciri khas tanpa melakukan olah tanah, tanpa pemupukan kimia serta tanpa penggunaan pestisida yang diyakini akan menjadi pioner majunya pertanian Indonesia.
Kepala Bagian Sumber Daya Alam, Setda Kabupaten Sukabumi, Prasetyo yang hadir dalam kegiatan tersebut menjelaskan bahwa tujuan dasar penerapan model pertanian purba adalah terciptanya hidup sehat tanpa residu kimia. Karena kualitas terbaik manusia adalah memiliki derajat kesehatan yang memadai.
” Saat ini tahap transfer knowledge sedang dilakukan kepada para Poktan di Desa Cijurey Kec Gegerbitung melalui kelas khusus pertanian purba dan pembuatan MOL. Diharapkan ke depan terdapat desa desa organik sehingga menjadikan Kabupaten Sukabumi menuju Kabupaten Konservasi” ungkapnya
Prasetyo juga menerangkan efek sistemik metode pertanian purba merupakan salah satu solusi dalam ketahanan pangan dan peningkatan produktivitas yang ramah lingkungan dan berorientasi kelestarian masa depan.
Bertani purba, bertani sehat.*