Nekat Serang Iran, Israel Harus Siap Berhadapan dengan Rusia
PARAMETERMEDIA.COM – Mantan perwira Intelijen Marinir AS dan inspektor senjata PBB di Irak, Scott Ritter dalam sebuah video wawancara yang beredar di media sosial, memperingatkan Israel jika nekat melakukan serangan terhadap Iran.
Iran memiliki sistem pertahaan terhadap pesawat dan rudal jelajah S-300 yang dikembangkan pada masa era Angkatan Udara Pertahanan Soviet. Sementara setelah serangan terakhir Iran, sistem pertahanan Iron Dome AS, sudah tidak bisa diandalkan untuk menghalau rudal balistik Iran.
Untuk itu Israel meminta bantuan kepada AS, yang akhirnya mengirimkan sistem paket yang ditentukan berdasarkan kemampuan S-300, yaitu sistem rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD).
Dalam pengoperasiannya AS juga mengirimkan ratusan personil militernya, setelah pembahasan bersama untuk membalas serangan Iran.
Namun Rusia nampaknya telah membuktikan pernyataan Presiden Vladimir Putin yang berjanji akan membantu negara ataupun kelompok perlawanan yang menjadi musuh AS dan sekutunya.
Rusia mengirimkan sistem pertahanan udara S-400 bersama paket sistem peperangan elektronik yang juga didukung oleh pesawat tempur Su-35 yang sudah diterima oleh Iran.
Scott mengatakan dalam hal pengiriman terbaru Rusia ini, ia menggaris bawahi bahwa belum ada personil militer Iran yang mampu mengoperasikan sistem pertahanan udara S-400 ataupun mengoperasikan pesawat tempur Su-35.
Ia membocorkan bahwa semua personil yang akan mengoperasikannya adalah personil militer Rusia. Hal inilah yang akan menjadi menarik, dimana kali ini Israel harus berhadapan langsung dalam pertempuran dengan Rusia.
“Untuk itu apakah Israel siap melakukan serangan dan apakah AS akan membiarkan mereka melakukannya ? ” katanya.
” Apakah Israel akan nekat menyerang fasilitas nuklir Iran, itulah akhir bagi Israel,” ungkapnya.
Scott memperingatkan bahwa untuk 1 bom yang dijatuhkan ke Iran, maka 500 rudal balistik akan dilepaskan oleh Iran ke Israel.
“Setiap rudal Iran berbahan bakar roket padat, hingga 500 rudal ini bisa di kembali diluncurkan hanya dalam waktu 15 menit,” ujarnya.
Ini berarti dalam waktu 30 menit, Iran akan melepaskan 1000 rudal balistik ke setiap sasaran strategis di Israel, sejak bom pertama Israel dijatuhkan di Iran.
Hanya ada 48 pencegat di sistem THAAD yang dikirim AS, maka dengan hitungan matematika jika Iran menembakkan seratus rudal, maka saya percaya 52 rudal akan masuk dan mengenai sasarannya.
“Bahkan sebelum pesawat tempur itu kembali ke markasnya, seluruh wilayah Israel sudah hancur,” tambahnya.
“Itulah kenapa Benyamin Netanyahu tidak bisa memberikan perintah untuk menyerang Iran, Iran memiliki semua kartu truf dalam eskalasi ini,” pungkasnya.
Setelah sistem S-400 ini dikalibrasikan makawilayah udara Iran akan dilindungi dari serangan jet tempur AS baik pesawat F-22 ataupun F-35.
Bila S-400 ini dipasangkan dengan pesawat tempur Rusia Su-35, maka akan membuat pertahanan wilayah udara suatu negara yang hampir tidak bisa ditembus.*