MENKO MINTA TIDAK EUPHORIA, BUPATI MARWAN” JANGAN ABAI PROKES”
Bupati Sukabumi H. Marwan Hamami mengikuti rapat koordinasi evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali periode 24-30 Agustus 2021, dari Pendopo Rabu (1/9/2021).
Rakor virtual dipimpin Menko Bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam arahannya, Menko meminta semua daerah untuk tidak euphoria. Terutama mengenai penurunan kasus covid 19.
Semua daerah harus antisipatif bahkan bila perlu membuat edaran agar masyarakat tetap menjalankan prokes secara disiplin.
“Jangan sampai kecolongan. Kita tidak boleh maen-maen dengan covid 19. Amerika saja, bisa naik hingga 1000 persen,” ucapnya
Oleh karena itu, tegas Menko, sinergitas harus terus dijalin. Termasuk pemerintah harus lebih giat sosialisasi protokol kesehatan dan vaksinasi.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menambahkan, vaksinasi harus terus ditingkat, lebih memprioritaskan orangtua. Sebab golongan lansia yang banyak meninggal akibat covid 19.
“Vaksin lansia dulu. Ini yang harus dilindungi. Banyak lansia meninggal dan mereka rata-rata belum divaksin,” terangnya.
Selain itu, protokol kesehatan pun harus terus diterapkan secara serius. Termasuk tracing, testing, dan treatment harus terus digalakan.
Sementara itu, Bupati Sukabumi H. Marwan Hamami mengaku, telah mengajak semua pihak untuk terus memakai masker. Meskipun, Kabupaten Sukabumi saat ini berada di level 2.
Selain itu, petugas di lapangan pun harus terus mengedukasi masyarakat. Level 2 harus menjadi motivasi bagi penanganan covid 19 di Kabupaten Sukabumi.
“Petugas di lapangan jangan sampai kendor bersosialisasi dan mengedukasi masyarakat,” ucapnya.
Menurut, H. Marwan, terdapat berbagai dampak positif dengan turun level PPKM di Kabupaten Sukabumi. Salah satunya pemberlakuan pembelajaran tatap muka.
“Meskipun ada kelonggaran dalam beraktivitas, namun jangan sampai abai, tetap perhatian protokol kesehatannya,” tegasnya.
Berkaitan vaksinasi, Pemkab Sukabumi sedang merancang terobosan vaksinasi di tempat wisata. Hal itu untuk menggeliatkan perekonomian di sektor pariwisata sekaligus mempercepat vaksinasi.
“Jadi, masyarakat nanti berkumpul di tempat wisata, semisal geopark. Di sana, mereka bukan sekadar berwisata, tapi divaksin,” pungkasnya.