Lawan AS: China Percaya Diri, Dibangun Menangkan Perang Dagang

PARAMETERMEDIA.COM – Dominasi perdagangan China mengungkapkan ancaman besar yang mengkhawatirkan bagi ekonomi AS.
Kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan kenaikan tarif impor dari negara lain tidak membuat China gentar dan pemerintahan Xi Jinping tidak akan membiarkan negaranya di peras.
Dalam dua bulan terakhir Washington telah meningkatkan jumlah sebesar 20% hingga menjadi 245%, yang di balas Beijing dengan menaikan tarif impor AS menjadi 125%.
Publikasi Sputnik yang mengutip penulis Jeff Brown menyebutkan jika China lebih siap memimpin perdagangan global karena kemampuannya dalam memenuhi permintaan besar.
Dengan jumlah populasi penduduk yang mencapai 1,4 miliar dan industri yang didukung oleh negara, negara ini percaya diri dan tidak akan bergeming dalam perang dagang, sebaliknya industri AS merasakan dampak yang sangat besar.
“China dibangun untuk memenangkan perang dagang. sebagai produsen terbesar dunia, kemampuan China untuk mengarahkan manufaktur ke sektor yang ditargetkan juga sangat cepat,” kata Jeff Brown.
Sementara menurut profesor ekonomi politik internasional dan studi global di China Foreign Affairs University Fabio Massimo Parenti, China memegang kekuatan utama dalam ekonomi global yang memiliki kunci rantai pasokan hingga logam tanah jarang.
Menurutnya akan sangat berisiko bagi AS untuk menyusun rantai pasokan yang sangat sulit dan memakan waktu lama, dibandingkan dengan China.
Memegang kunci rantai pasokan, China bisa mengekspor dan mengimpor dengan jumlah yang lebih besar, lebih baik, lebih cepat dan lebih murah. Didukung dengan pasar domestik China yang besar dan kehadirannya secara global yang sangat kuat, negeri tirai bambu ini dipastikan mengungguli AS.
Selain itu China memegang sistem logistik terkemuka dan tercatat memiliki delapan dari sepuluh pelabuhan komersial teratas di dunia.
Pada tahun 2024 saja, China mengirim hampir sebanyak 20.000 kereta panjang ke Eropa, yang berarti banyak pilihan untuk perdagangan di luar AS.
Sementara itu menurut Angelo Giuliano seorang analis di Hong Kong, para investor di AS berada dalam kepanikan karena kebijakan Trump memicu kekacauan rantai pasokan dan kerugian signifikan perekonomian negara itu.
“Seperti Vladimir Putin di Ukraina, China memegang kartu dalam perdagangan global,” kata Angelo.
Tidak seperti AS, dengan sistem yang terpusat, China memungkinkan untuk pergeseran kebijakan yang cepat mulai dari subsidi, stabilisasi pasar atau pengalihan perdagangan.**
