Korea Utara Ledakan Jalan dan Rel Kereta Penghubung ke Korea Selatan, Perang Dunia Semakin Dekat ?
PARAMETERMEDIA.COM – Perang dunia ketiga diperkirakan semakin dekat dimana ketegangan yang berlangsung telah menarik perhatian dunia saat ini.
Konflik antara Rusia dan Ukraina yang dibantu AS dan negara-negara Eropa yang berkepanjangan. Di Asia Timur, China telah meluncurkan latihan militer berskala besar di dekat Taiwan, tanpa batas waktu.
Pertempuran di tanah Palestina dan Libanon yang melibatkan Iran menghadapi Israel yang juga didukung AS dan sekutunya.
Sementara itu di Semenanjung Korea, asap mengepul setelah Korea Utara meledakkan jalan dan rel kereta api yang menghubungkan antara Korea Utara dan Selatan, pada Selasa 15 Oktober 2024.
Kedua Korea dihubungkan oleh jalan raya dan rel kereta api di sepanjang Jalur Gyeongui, yang menghubungkan kota perbatasan barat Selatan Paju ke Kaesong Utara, dan Jalur Donghae di sepanjang pantai timur.
Yonhap mengabarkan, ledakan terjadi di jarak 10 meter dari garis demarkasi militer kedua negara, pada pukul 11:49 pagi, di jalan di sepanjang garis Gyeongui dan pada pukul 12:01 siang, di jalan di sepanjang jalur Donghae.
Tindakan tersebut menunjukan bahwa Kim Jong Un telah merubah kebijakan yang signifikan, meninggalkan tujuan reunifikasi damai dan melabeli Korea Selatan sebagai musuh utama.
Militer Korea Selatan dilaporkan menembaki tentara Korea Utara yang mencoba melintasi zona demiliterisasi untuk menanam bahan peledak di jalan.
Pyongyang mengambil keputusan untuk menyiagakan pasukan, memindahkan artileri, membangun penghalang anti-tank, memperkuat kawat berduri di sisi Zona Demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea.
Laporan intelijen dan analisis dari berbagai sumber juga menunjukkan meningkatnya kesiagaan dan aktivitas militer di Korea Utara. Berikut video grafis perang Korea dimasa lalu.
Berdasarkan informasi yang tersedia hingga 15 Oktober 2024 beberapa indikator dan analisis di Grok X, menunjukkan Korea Utara tengah meningkatkan kesiapan militer, yang dapat diartikan sebagai persiapan menghadapi potensi konflik.
Selain itu, risiko konflik yang lebih luas dan memburuk akan terjadi jika di Timur Tengah, AS terlibat perang dengan Iran, yang telah memicu kekhawatiran global.
Jika keadaan semakin mendesak, maka Korea Utara kemungkinan akan menaklukkan Selatan dalam waktu hitungan minggu atau bulan.
Walaupun AS masih memiliki 40.000 tentara di Korea Selatan, tetapi tidak akan cukup untuk mencegah Korea Utara yang bersenjata nuklir.
Informasi juga menyebutkan Kim Jong Un mengawasi latihan artileri pasukan rudal dan nuklir Korea Utara, menyusul ancaman serangan nuklirnya terhadap Korea Selatan dan AS.
Disebutkan juga jika perkembangan ini, bukan bukti pasti bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan diri untuk perang.
Meskipun bersikap agresif, kemungkinan Kim Jong Un dapat mengubah arahnya jika ada peluang terlibat diplomatik dan menguntungkan tujuan strategisnya yang lebih luas.
Sejumlah pengamat juga menilai waktu eskalasi yang bertepatan dengan pemilihan umum besar di Korea Selatan dan AS.
Korea Utara mungkin melakukan strategi untuk memengaruhi peristiwa ini atau menguji tekad pemerintahan baru atau yang terpilih kembali.
Korea Utara dinilai masih condong ke arah pencegahan, taktik negosiasi, atau strategi politik internal daripada persiapan langsung untuk memulai perang.*