Kebijakan AS Berubah, Uni Eropa Hidupkan Industri Militer: Volkswagen AG Tertarik

PARAMETERMEDIA.COM – Uni Eropa berencana untuk meningkatkan investasi di bidang industri militer, memperluas produksi senjata untuk mendukung Ukraina dan mencegah ancaman Rusia.
Menurut Politico yang mengutip rancangan Buku Putih Pertahanan Uni Eropa, hal itu muncul ditengah upaya mediasi AS untuk menyelesaikan konflik Ukraina, sekaligus mengurangi perannya dalam keamanan Eropa.
Kebijakan AS dibawah Presiden Donald Trump yang berubah dianggap dapat melemahkan kemampuan NATO, yang berarti bahwa Uni Eropa harus mengambil tanggung jawab yang lebih besar untuk pertahanannya sendiri.
Dalam isi Buku Putih disebutkan rencana bantuan militer tambahan ke Ukraina, termasuk pasokan 1,5 juta peluru artileri, pelatihan pasukan Ukraina, dan integrasi berkelanjutan Ukraina ke dalam inisiatif militer Uni Eropa.
Moskow berulang kali membantah dan menolak klaim untuk menyerang NATO atau negara-negara anggota Uni Eropa.
Uni Eropa yang baru-baru ini mengumumkan tentang rencana untuk membelanjakan hingga 870 miliar dolar untuk sektor pertahanan, menarik perhatian raksasa otomotif terbesar, Volkswagen AG.
Perusahaan Jerman yang beroperasi sejak 1937 yang saat ini dikabarkan terpuruk, tertarik untuk memproduksi senjata dan peralatan militer.
Mengalami penurunan ekspor mobil hingga sebesar lebih dari 50 persen, hal ini berakibat pada berhentinya produksi.
Menariknya, selama Perang Dunia II pada tahun 1934 hingga 1945, Volkswagen AG memproduksi sejumlah peralatan otomotif untuk Wehrmacht, angkatan bersenjata Nazi Jerman.
Menurut informasi yang dirilis TASS, produksi akan dilakukan di pabrik yang berada di kota Osnabruck dan Dresden, Jerman.
Perusahaan otomotif dan industri pertahanan yang berasal dari Jerman Rheinmetall AG, juga berencana untuk mengambil alih pabrik VW di Osnabruck untuk memproduksi tank lapis baja, bahkan prototipe sebuah tank VW muncul di media sosial.
Perkembangan tersebut disampaikan oleh ketua dewan Volkswagen AG Oliver Blume, ditengah krisis otomotif di Jerman dan penutupan beberapa pabrik VW pada 2024 lalu.
Meskipun belum ada rencana khusus, namun Blume mengatakan bahwa perusahaannya sedang memantau kebutuhan industri pertahanan, termasuk produksi kendaraan militer.
Masuknya Volkswagen ke bisnis pertahanan akan membantu perusahaan ini dari keterpurukan, dengan 660.000 karyawan dan 130 pabrik di seluruh dunia, tentu saja akan menjadikannya sebagai pusat industri kekuatan pertahanan terbesar dalam mengembangkan tank, artileri, pesawat terbang dan lainnya.
Sebelumnya pada tahun 2022 media melaporkan bahwa 10 perusahaan pertahanan terbesar di Uni Eropa telah meningkatkan pengeluaran untuk negosiasi dan melobi kepentingan di Brussels sebesar 40 persen.**
