Israel Serang Pasukan Penjaga Perdamaian PBB, Lukai Dua Pasukan Irlandia di Libanon Selatan
PARAMETERMEDIA.COM – Israel menyerang sejumlah posisi pasukan sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Libanon ( UNIFIL ) di Libanon selatan. Wilayah ini telah menjadi medan perang antara pasukan Israel dan kelompok Hizbullah.
Tank Merkava IDF menargetkan posisi menara pengawasan di pos UNP 6-52 di Naqoura yang menyebabkan dua pasukan dari Irlandia terluka, pada 9 Oktober 2024.
Irish Times mengabarkan IDF menggunakan alat berat untuk membuat posisi tembak dan tanggul pelindung, tepat di luar posisi markas pasukan penjaga perdamaian Irlandia selama beberapa hari.
Sebelumnya Rabu, militer Israel menembaki pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian di posisi 1-31 , merusak kendaraan dan kamera pemantau di desa Labbouneh.
Posisi kedua 1-32A di wilayah perbatasan Ras Naqoura, juga diserang militer Israel setelah sebelumnya merusak lampu penerangan dan stasiun pemancar.
Terdapat 29 pos penjagaan PBB di sepanjang 5 km garis biru ( Blue Line) di zona demarkasi yang memisahkan Libanon dari Israel dan Dataran Tinggi Golan.
Mengutip Aljazeera, Juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti mengatakan bahwa serangan Israel terbaru adalah perkembangan yang sangat serius dan mengkhawatirkan.
” Menargetkan pasukan penjaga perdamaian adalah pelanggaran yang sangat serius, tidak hanya terhadap Resolusi 1701 tetapi juga hukum humaniter internasional,” katanya.
Ia juga mengungkapkan bahwa Israel meminta pasukan penjaga perdamaian untuk mundur dari sepanjang Garis Biru, namun UNIFIL menolak hal itu.
Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto mengecam serangan tersebut sebagai tindakan disengaja yang tidak bisa ditoleransi. Pihaknya juga memanggil menteri pertahanan Israel dan duta besar Israel atas insiden tersebut.
Perancis juga meminta penjelasan atas serangan Israel yang menargetkan UNIFIL dan mengatakan bahwa tidak ada satu pun dari 700 tentaranya yang terluka dalam serangan itu.
UNIFIL didirikan pada tahun 1978 dan diperluas setelah perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah.
Pasukan khusus PBB ini memiliki sekitar 10.500 personel, dengan negara penyumbang utama termasuk Perancis, Italia, Indonesia, Malaysia, dan Ghana.*