Hadapi Ancaman Pemboman Donald Trump, Iran Berbicara dengan Rudal

PARAMETERMEDIA.COM – Presiden AS Donald Trump mengirimkan surat kepada otoritas Iran melalui UEA pada pertengahan Maret.
Isi surat itu menyebut AS siap untuk melakukan negosiasi terkait kesepakatan nuklir jika Iran juga mempersiapkan diri.
Namun Trump juga mengancam jika Iran menolak kesempatan ini maka akan terjadi eskalasi dan pengerahan militer, dengan kata lain Trump menyatakan perang terhadap Iran.
šØ Breaking News: Trump Hints at Major Action Against Iran! šŗšøš„
— World War 3 (@Worldwar_3_) March 31, 2025
š“ "Something is gonna happen to Iran very soon," says Donald Trump!
ā” Is a U.S. military strike imminent?
ā¢ļø WW3 fears escalateāWhat will Iranās response be? pic.twitter.com/TWTnJ5vvRW
Pada Minggu 30 Maret di NBC, Trump mengatakan “Jika mereka tidak menyimpulkan kesepakatan nuklir maka akan ada pengeboman. Ini akan menjadi kampanye pemboman yang belum pernah mereka lihat sebelumnya,” katanya.
Iran REJECTS direct talks with Trump
— RT (@RT_com) March 30, 2025
Prez Pezeshkian says response to Trumpās letter already delivered
'We do not avoid negotiations; rather, itās breaches of promises that have caused problems' https://t.co/rLIoKes10w pic.twitter.com/7CB5tWycAW
Menanggapi hal itu Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei pada perayaan Idul Fitri 31 Maret menyatakan Iran bersumpah akan menanggapi setiap ancaman AS.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan dalam surat balasannya Ayatollah Seyed Ali Khamenei menolak pembicaraan langsung, dan menambahkan bahwa AS harus membangun kembali kepercayaan terlebih dahulu, namun tetap membuka peluang untuk perundingan tidak langsung.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baghaei di X menanggapi Trump dengan menyatakan bahwa retorika AS menghina esensi perdamaian dan keamanan.
“Kekerasan melahirkan kekerasan, dan perdamaian melahirkan perdamaian. Amerika Serikat dapat membuat pilihan – dengan semua konsekuensi yang menyertainya,” tulisnya.
An open threat of «bombing» by a Head of State against Iran is a shocking _affront_ to the very essence of International Peace and Security.
— Esmaeil Baqaei (@IRIMFA_SPOX) March 31, 2025
It violates the United Nations Charter and betrays the Safeguards under the IAEA.
Violence breeds violence, peace begets peace. The USā¦
Setelah pernyataan Ali Khamenei, media Iran melaporkan Iran dalam keadaan siaga penuh dan menempatkan peluncur rudal di seluruh negeri itu.
Teheran mengklaim mereka bisa menyerang berbagai target yang terkait dengan Washington dan sekutunya, hingga pangkalan AS-Inggris Diego Garcia di Samudra Hindia.
Sumber dari Iran kepada The Telegraph mengatakan bahwa Iran siap untuk menyerang pangkalan militer Diego Garcia tempat disimpannya lima pembom strategis B-2 Spirit.
“Kami tidak akan membedakan Inggris atau AS, jika Iran diserang dari pangkalan militer mana pun di wilayah itu [Timur Tengah] atau dari objek dalam jangkauan rudal Iran,” kata sumber tersebut kepada The Telegraph.
Meskipun begitu namun AS tidak memandang lemah Iran, Direktur Intelijen Nasional AS pertengahan Maret memperingatkan bahwa senjata konvensional Iran mampu menimbulkan kerusakan signifikan pada setiap serangan yang mengganggu pengiriman pasokan energi melalui Selat Hormuz.
Di selat Hormuz yang menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman, Iran menempatkan kapal-kapal kecil dan kapal selam.
Iran juga menempatkan rudal di tiga pulau strategis di sebelah barat Selat Hormuz, yang menjangkau pangkalan AS termasuk Pangkalan Udara Al Udeid dan markas besar CENTCOM serta Armada Kelima AS.
Sementara itu Komandan Dirgantara IRGC Amir Ali Hajizadeh, juga menanggapi ancaman Trump dengan mengatakan bahwa AS memiliki setidaknya 10 pangkalan militer di wilayah sekitar Iran, yang menampung sekitar 50.000 tentara.
” Mereka duduk di dalam ruangan kaca, dan tidak mungkin mereka melempari orang lain dengan batu,ā sindirnya.
Sementara itu Kedutaan Besar Swiss yang dipanggil Teheran, juga menyampaikan pernyataan bahwa Iran berhak untuk menanggapi ancaman apa pun.
Swiss mewakili kepentingan AS di Iran sejak Washington dan Teheran memutuskan hubungan tak lama setelah Revolusi Islam 1979.
Kedutaan Besar Swiss di Teheran secara konsisten menyampaikan komunikasi diplomatik antara Republik Islam dan AS.**
