FBI Umumkan Perburuan Park Jin Hyok Penjahat Legenda Dunia Maya Korea Utara: Bobol 22 Trilliun
PARAMETERMEDIA.COM – Biro investigasi Federal AS, FBI mengumumkan kembali perburuan Park Jin Hyok, hacker yang didaulat sebagai peretas terbaik di dunia, setelah pembobolan Rp 22, 8 Triliun dari Bybit pada 21 Februari 2025.
Park Jin Hyok legenda penjahat dunia maya ini adalah seorang programmer Korea Utara yang dituduh memimpin beberapa pencurian dunia maya dan penjebol keamanan komputer yang paling merusak dalam sejarah.
Nama Hyok pertama kali menjadi pusat perhatian internasional setelah kasus peretasan Sony Pictures yang terkenal pada tahun 2014, menurut CryptoNews.
Hyok melumpuhkan jaringan internal Sony, membocorkan sejumlah besar data sensitif, dan menyebabkan kerugian sekitar 35 juta dolar. Serangan itu dilakukan sebagai balasan atas film satir The Interview.
Pada pada tahun 2017 munculnya wabah ransomware WannaCry diduga juga mengarah pada aktivitas kelompok ini.
Malware tersebut mengenkripsi data pada komputer yang terinfeksi dan meminta pembayaran kripto untuk kunci dekripsi, yang mengakibatkan malapetaka berskala global.
The Bybit hack has been exposed, and emerging reports suggest that Park Jin Hyok might be responsible. If true, this would place him among the most formidable hackers encountered to date, given his alleged track record. This incident is being described as one of the largest… pic.twitter.com/BqnB8kCPw2
— Nana Sei Anyemedu (@RedHatPentester) February 22, 2025
Kemudian pada tahun 2018, FBI menuduh Hyok sebagai tokoh kunci Lazarus dan sebagai bagian dari organisasi peretasan yang disponsori negara Korea Utara.
Selama bertahun-tahun Lazarus diduga meretas kripto, yang menargetkan lembaga keuangan dan infrastruktur penting di seluruh dunia.
Sangat sulit diungkap identitasnya, namun satu nama yaitu Park Jin Hyok, muncul berulang kali dan dituduh memimpin beberapa pencurian dunia maya paling terkenal dalam dekade terakhir.
Pada awalnya kelompok ini fokus pada spionase, pengumpulan data informasi militer dan perusahaan.
Seiring berjalannya waktu, kelompok ini beralih ke kejahatan keuangan, menyedot miliaran dolar dari bank, bursa kripto, dan platform keuangan digital lainnya.
Serangan lazarus mulai teridentifikasi pertama kalinya oleh firma keamanan siber Kaspersky Lab, yang mendeteksi sejumlah peretasan besar dengan Bluenoroff, subdivisi Lazarus yang khusus ditujukan untuk serangan siber finansial.
Para para peneliti ini berhasil membongkar koneksi IP yang mengarah ke Korea Utara.
Meskipun Korea Utara bersikeras bahwa tidak ada individu yang bernama Hyok, namun keberadaannya sangat nyata terdokumentasikan, terkait dengan Lazarus dan perangkat perang siber Korea Utara.
Hyok adalah seorang lulusan Universitas Teknologi Kim Chaek di Pyongyang, yang memulai kariernya di Chosun Expo, sebuah perusahaan IT terkait pemerintah yang beroperasi di Korea Utara dan China.
Perusahaan ini dipercaya sebagai tempat perekrutan bagi programmer elit yang bertugas melaksanakan serangan cyber di bawah arahan unit intelijen militer Korea Utara.
Meskipun banyak bukti yang mengaitkan nya dengan Lazarus, namun Korea Utara berulangkali membantah keterlibatan negara itu.
Dengan berkembangnya strategi kelompok ini menjadi lebih agresif ke arah pencurian kripto, yang selaras dengan meningkatnya ketergantungan keuangan Korea Utara dan untuk menghindari sanksi internasional.
Pada tanggal 21 Februari 2025, FBI mengumumkan pencurian terbesar dan paling berani yang pernah dilakukan oleh Hyok dan kelompoknya dari Bybit yaitu sebesar 400.000 ETH atau sekitar 1,5 miliar dolar (Rp 22,8 triliun).
Bybit adalah bursa mata uang kripto terkemuka yang berpusat di Dubai, Uni Emirat Arab.
Beberapa pencurian yang terbesar tercatat oleh kelompok ini adalah Axie Infinity (Ronin Bridge) 625 juta dolar, WazirX 230 juta dolar, Harmony Bridge 100 juta dolar, Atomic Wallet 100 juta dolar, Stake 41 juta dolar dan Bybit (2025): 1.5 miliar dolar.**














