Australia dan Selandia Baru Siap Akui Negara Palestina di PBB, Kosmetik Diplomatik ?

PARAMETERMEDIA.COM – Mengikuti langkah Inggris, Perancis, Kanada dan Jepang, negara di Australia dan Selandia Baru, akan mengakui negara Palestina di Majelis Umum PBB pada bulan September.
Namun banyak penilaian bahwa pengakuan negara-negara ini hanyalah topeng kemunafikan, tak ubahnya kosmetik diplomatik yang tidak akan menghentikan Zionis menghancurkan rumah-rumah dan membiarkan anak-anak Palestina yang kelaparan.
Pengakuan ini juga dipandang sebagai bukan langkah nyata, tidak mengarah pada hal seperti pada embargo senjata dan sanksi untuk mengakhiri kekejaman Israel di Gaza.
Australia to recognise Palestinians' right 'to a state of their own', PM says
— WaltzingRNLilydale (@rn_lilydale) August 11, 2025
🙄🙄🙄🙄🙄👇👇👇👇👇👇 pic.twitter.com/aJS0XFo8Nd
Keputusan pemerintah Australia muncul setelah pengadilan Australia pada Minggu lalu, mengizinkan demonstrasi protes pro-Palestina yang dihadiri puluhan ribu warganya di sekitar Jembatan Pelabuhan Sydney.
Drone footage has captured the moment Australian demonstrators flooded Sydney’s central districts and spanned the Harbour Bridge in a massive protest against Israel’s brutal war in Gaza.
— Middle East Eye (@MiddleEastEye) August 4, 2025
The historic turnout, organised under the “March for Humanity” banner, was initially denied… pic.twitter.com/38r0gb69Hm
Dalam aksi dukungan Palestina pekan lalu di Sydney, seorang aktivis mengatakan bahwa ini bukan hanya sekedar masalah Israel, tetapi bagaimana untuk menghancurkan peradaban Barat.
“Seperti halnya Israel, Australia tidak memiliki hak untuk eksis,” katanya.
Warga pribumi Australia, Aborigin adalah suku yang tertua di dunia, yang menempati Australia berusia sekitar 45.000 hingga 80.000 tahun.
BREAKING: At a pro-Palestinian rally in Australia, they reveal their true intentions.
— Eyal Yakoby (@EYakoby) August 7, 2025
“Just like Israel, Australia does not have a right to exist.”
It’s never been about Israel, it’s been about destroying Western civilization.pic.twitter.com/miYnyyz2NU
Pernyataan Australia di sampaikan oleh Perdana Menteri Anthony Albanese, pada hari Senin 11 Agustus 2025, mengutip BBC.
Albanese menyebut solusi dua negara adalah harapan terbaik untuk memutus kekerasan di Timur Tengah dan mengakhiri konflik, penderitaan, dan kelaparan di Gaza.
Statement | Qatar welcomes the announcements by Australia and New Zealand supporting the recognition of the State of Palestine#MOFAQatar pic.twitter.com/OSltvQDCKi
— Ministry of Foreign Affairs – Qatar (@MofaQatar_EN) August 11, 2025
Sementara Selandia Baru di hari yang sama menyampaikan pernyataan serupa melalui pernyataan Menteri Luar Negeri (Menlu) Selandia Baru, Winston Peters.
Menurut Winston bencana kemanusiaan di Gaza layak menjadi perhatian utama dalam agenda global dan solusi dua negara melalui penyelesaian politik memungkinkan Israel dan Palestina hidup berdampingan.
Sebelumnya pada tahun lalu Spanyol, Irlandia, dan Norwegia secara resmi telah mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
Hingga saat ini sebanyak 147 dari 193 negara anggota PBB, telah mengakui Negara Palestina dengan status sebagai negara pengamat, yang belum memiliki hak suara.
Israel saat ini menghadapi tekanan dunia yang semakin meningkat, dengan rencana untuk mengambil alih kota Gaza.**
Serangan Israel sejak 2023 di Gaza hingga saat ini telah menewaskan lebih dari 61.000 orang yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.
Pendukung utama Israel, Amerika telah menyatakan tidak akan mengambil langkah negara-negara sekutunya dengan dalih bahwa mengakui negara Palestina akan menguntungkan Hamas.**
