Komunitas Yahudi Anti Zionis Kecam Surat Komisaris Uni Eropa yang Meminta Elon Musk untuk Menghapus Postingan Terkait Palestina
PARAMETERMEDIA.COM – Sebuah postingan oleh Komunitas Yahudi anti Zionis, Torah Judaism di X yang dulu Twitter memperlihatkan sebuah surat yang dikirim oleh Komisaris Uni Eropa Thierry Breton kepada Elon Musk, 10 Oktober 2023.
Breton meminta Elon Musk untuk menghapus semua postingan yang secara implisit merujuk pada Palestina.
Merespon hal tersebut Komunitas Yahudi anti Zionis memperingatkan Uni Eropa untuk tidak mencoba mengajarkan negara lain tentang demokrasi dan hak asasi manusia.
Menurut pernyataannya bahwa sepanjang sejarah para pemimpin Eropa telah menganiaya komunitas Yahudi, menyebarkan informasi palsu dan menyatakan orang Yahudi sebagai kambing hitam dan melakukan genosida selama berabad-abad.
Para pemimpin Eropa menyalahkan orang-orang Yahudi selama di pengasingan atas segala dosa mereka dan melancarkan perburuan di seluruh Eropa.
Para pemimpin Eropa tidak bersuara selama Perang Dunia, ketika orang-orang Yahudi dikirim ke hukuman mati massal oleh Nazi.
Hingga pada saat Nazi hampir kalah perang, mereka turun tangan dan berpura-pura menjadi pembela Yahudi, agar tidak terlihat bersalah dan tidak diadili.
Kini mereka melakukan kesalahan besar yang serupa dengan mengaku membela Yahudi.
Padahal sebenarnya membela Zionis yang bukan Yahudi dan hanya memanfaatkan Yudaisme untuk agenda politiknya sendiri.
Anti-Semitisme yang paling besar adalah para pemimpin Eropa terus-menerus menyebut Zionis sebagai Yahudi, padahal mereka tahu betul bahwa Zionis bukanlah Yahudi.
Zionis menggunakan Yudaisme untuk merampas tanah orang lain dan melakukan kejahatan, dan di masa depan, mereka akan mengatakan bahwa orang-orang Yahudi melakukan kejahatan ini dan mencoba untuk keluar dari situasi tersebut.
Komunitas Yahudi ini pun memperingatkan untuk berhenti menyebut zionis sebagai Yahudi, atau menyebut zionisme sebagai Yudaisme.
Komunitas Yahudi menyatakan tidak mau lagi disalahkan atas kejahatan yang dilakukan Zionis, dan pemimpin dunia harus memahami bahwa dengan menyebut Israel sebagai negara Yahudi, mereka memicu anti-Semitisme.***