Pilot NATO Didiagnosis Gangguan Saraf setelah Disergap dan Diuji Pilot Su 30 Rusia: Ketakutan Seumur Hidup
PARAMETERMEDIA.COM – Sebuah kisah yang tak akan bisa dilupakan dialami oleh pilot NATO yang berasal dari Italia, Callsign Falco.
Menurut analis Rusia Andrey Andreev, dalam sebuah artikel Bulgarian Military bahwa pada akhir April, NATO mulai bergerak saat Rusia melakukan operasi militer di Ukraina untuk memastikan keamanan wilayah Baltik.
NATO kemudian mengirim sejumlah jet tempur siluman F-35A milik Angkatan Udara Italia dari Pangkalan Angkatan Udara Amendola di Italia selatan, ke Estonia yang merupakan titik terdekat dengan perbatasan dengan Rusia.
F-35 Italia memulai patroli bersama negara NATO lainnya dalam misi pemantauan udara, hingga insiden yang tidak diduga terjadi pada 9 Mei.
Pilot NATO ini melihat pesawat angkut militer An-12 Rusia sedang berada diatas Laut Baltik dan akan menuju ke Kaliningrad, saat mulai mendekatinya tiba-tiba Su-30SM Rusia muncul dan mencegat mereka.
Falco mengugkapkan bahwa pilot Rusia itu menantangnya untuk bertempur, namun berkali-kali Su-30SM itu menghilang dari pandangannya, bahkan sistem pendeteksi dan peringatan F-35A miliknya mengalami kegagalan dan harus dimulai ulang.
“Saya sangat bingung karena saya tidak menyangka bisa melihatnya begitu dekat, entah dari mana datangnya, ditambah dengan kegagalan sistem F-35 ” ungkap Falco.
Falco yang mulai khawatir memutuskan untuk melakukan prosedur standar dengan memutar pesawatnya 30 derajat untuk menjaga jarak aman.
Falco yang berniat memulai ulang sistem, melihat pilot Rusia itu tiba-tiba muncul disampingnya, ia menduga bahwa pilot Rusia akan memberi peringatan, namun hal itu tidak terjadi.
Falco menambahkan Su-30 bergerak sangat cepat mendahuluinya, kemudian hilang dari pandangan, lagi-lagi ia kehilangan sistem pendeteksian.
Sesaat kemudian tiba-tiba pesawat Rusia itu muncul kembali tepat di depannya dengan jarak yang sangat dekat, hingga sayap kirinya hampir membentur F-35.
“Saya sangat takut saat dan tidak menduga bahwa pilot Rusia melakukan manuver berbahaya seperti itu,” kata Falco.
Ia pun berusaha untuk tenang dan tidak melakukan tindakan yang bisa memprovokasi pilot Rusia, saat Su-30 itu berada di bawahnya, lalu menukik ke bawah.
Tidak mau kehilangan pandangan, ia mengarahkan hidung pesawat ke arah Su-30 namun pilot Rusia melihatnya dan melakukan manuver tiba-tiba dan berada tepat di atas depan F-35, lalu ia kembali mengalami masalah pada instrumen pesawat.
Peringatan pun datang dari pusat komando F-35 bahwa Rusia kemungkinan menggunakan Khibiny, sebuah sistem perang elektronik, yang menyebabkan kegagalan sistem F-35.
Sempat kehilangan pandangan, ia kembali berbelok 40 derajat untuk menyetel ulang kembali sistem. Namun kemudian Su-30 itu muncul lagi, tetapi kali ini terbang dengan tenang di samping F-35 dan tidak melakukan manuver berbahaya dan tidak menantangnya lagi.
Falco menyadari kemampuan Flanger Rusia mampu melakukan pertempuran taktis bermanuver pada level tinggi bahkan sebelum berhadapan langsung, ia mengerti bahwa pilot Rusia itu hanya menguji kemampuannya dan kemampuan F-35.
Falco mengatakan bahwa dia tidak menyangka jet tempur Amerika terbaru dengan semua sistem dan senjata modern dapat dengan mudah dilewati, mengingat Su-30 adalah mesin generasi ke-4, meskipun sudah diupgrade.
Dalam wawancara di REN TV Falco mengatakan “Memikirkan hal itu, air mata secara spontan keluar. Saya mengingat tunangan dan saudara laki-laki saya, yang menemani saya dalam perjalanan bisnis sebulan yang lalu, ”kenangnya.
Khibiny adalah sistem peperangan elektronik yang mulai dikembangkan pada masa Uni Soviet, dimana saat ini Khibiny dianggap sebagai sistem peperangan elektronik yang sangat baik yang diintegrasikan ke dalam Su-34 dan Su-30.
Sekembalinya dari misi tersebut Falco didiagnosis gangguan saraf oleh psikolog staf pangkalan udara, ia diskors dari penerbangan dan dipulangkan ke Italia.
Pasukan NATO kerap mengeluhkan tentang manuver berbahaya yang dilakukan militer Rusia, pada jarak dekat dengan kapal dan pesawat Aliansi Atlantik Utara.*