Dituduh Pasok Senjata ke Ukraina oleh Intelijen Rusia, Presiden Serbia Berkelit Salahkan Perantara

PARAMETERMEDIA.COM – Presiden Serbia Aleksandar Vucic angkat bicara setelah beredar kembali informasi bahwa Serbia mengirimkan bantuan senjata ke Ukraina dan dituduh menghianati, menusuk Rusia dari belakang dengan kasus tersebut.
Ditengah sikapnya yang menjaga netralitas, negara ini pertama kali dituduh memasok persenjataan setahun lalu dan kembali mencuat pada Mei kemarin.
Menurut Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), 29 Mei, Ukraina telah mendapatkan ratusan ribu peluru artileri dan 1 juta butir amunisi senjata ringan yang berasal dari Serbia melalui negara NATO.
Negara-negara Eropa Timur seperti Ceko, Polandia, dan Bulgaria yang berperan aktif dalam mendukung Ukraina, diduga kuat menjadi pusat jaringan pasokan persenjataan ini.
Tetapi Aleksandar Vucic berkelit dan menyalahkan pihak yang tidak bertanggung jawab yang telah memanfaatkannya dengan menggunakan celah sertifikat pengguna akhir dan para perantara.
Menurutnya pengiriman ke luar negeri semacam itu tidak mungkin dilakukan tanpa sepengetahuan pihak berwenang, dan tuduhan Rusia adalah sinyal bahwa Moskow tidak akan lagi mentolerir hal seperti itu.
Mengutip Kommersant, Vucic dalam wawancara dengan Televisi Serbia pada 29 Mei mengatakan bahwa masalah ini telah dibahas dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama kunjungannya ke Moskow pada 9 Mei.
Kepada Putin ia menjanjikan penyelidikan bersama untuk mengungkapkan fakta-fakta itu.
” Saya memerintahkan untuk tidak menerapkan kontrak jika ada keraguan tentang penyalahgunaan oleh konsumen dengan mengirim (senjata) ke zona perang, dan kami akan mengetahui hal ini,” kata Vucic.
“Ya, kami mengekspor senjata. Kami tidak bisa mengekspor ke Ukraina atau Rusia, tetapi kami memiliki banyak kontrak dengan Amerika, Spanyol, Ceko, Bulgaria Polandia dan lainnya. Apa yang mereka lakukan pada akhirnya adalah urusan mereka,” katanya.
Sejak Rusia melakukan operasi militer di Ukraina, Kyiv telah menerima senjata senilai 800 juta euro dari Serbia melalui perantara.
Perusahaan-perusahaan besar Serbia yang terlibat diantaranya adalah Yugoimport SDPR, Krusik, Prvi Partizan dan lainnya, kutip Bulgarian Military.
Selain itu Vucic juga menyebut bahwa harga senjatanya lebih murah daripada senjata Barat, dengan peluang emas ini maka ekspor senjata Serbia akan berkembang.
Ia menambahkan Serbia akan terus menjual senjatanya ke luar negeri, tetapi berjanji akan memblokir kesepakatan apa pun jika dicurigai akan disalurkan ke zona perang di Ukraina.**
