Hampir Menang, Israel Dicurigai Manipulasi Hasil Voting Kontes Lagu Eurovision 2025

PARAMETERMEDIA.COM – Kesuksesan Israel menempatkan perwakilannya di posisi kedua setelah Austria di kontes tahunan Eurovision 2025 yang digelar di St. Jakobshalle, Basel, Swiss memicu kecurigaan pada proses votingnya.
Hasil mengejutkan yang dipertanyakan publik ini telah menuai kecaman luas, hingga lembaga penyiaran publik Spanyol meminta laporan audit seputar voting tersebut.
Hampir memenangkan eurovison dengan lagu propaganda dan dipandang lagu yang buruk, Israel dianggap telah berbuat curang dalam pemungutan suara, ditambah dengan teknik sistem televoting yang mudah dimanipulasi hanya dengan botnet.
This man who disrupted Israel’s Eurovision performance is a hero.
— ADAM (@AdameMedia) May 18, 2025
You dropped this 👑 pic.twitter.com/duA8mY3bNz
Spanyol yang telah berupaya mencegah keikutsertaan Israel dalam kompetisi Eurovision, telah mempertanyakan hal ini kepada Uni Penyiaran Eropa (EBU), mengutip Middle East Eye.
EBU juga mengancam para peserta dan penyiar dengan denda yang berat, jika secara terbuka mengungkapkan kritik terhadap IsraeI dan dukungan kepada Palestina.
This getting 0 points from the public has to be one of the biggest robberies in this contest… are y’all deaf or smth? #Eurovision pic.twitter.com/7KfAwxXVue
— Nal 🌊 (@aNalBolji) May 17, 2025
Masuknya Israel dalam kontes ini juga telah menghambat perwakilan Spanyol, Tommy Cash, yang berada di tempat ketiga dengan lagu Espresso Macchiato dan raihan suara sebanyak 356 poin.
Sementara peringkat pertama penyanyi Austria JJ yang membawakan lagu Wasted Love, meraih suara 436 poin, dan ditempat kedua lagu propaganda New Day Will Rise oleh penyanyi Yuval Raphael, dengan poin 357.
🇪🇸Spanish Prime Minister Pedro Sanchez:
— The Resonance (@Partisan_12) May 20, 2025
“If Russia was required not to participate in Eurovision after the invasion of Ukraine, neither should Israel.”
“We cannot allow double standards, not even in culture.” pic.twitter.com/yinEvqWJaZ
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menyerukan pengucilan Israel dari acara budaya internasional seperti Eurovision.
“Kita tidak bisa mengizinkan standar ganda, bahkan dalam budaya, tiga tahun lalu Rusia diminta untuk mundur dari kompetisi internasional setelah menginvasi Ukraina dan termasuk partisipasi di Eurovision. Oleh karena itu, Israel juga tidak boleh ikut serta,” kata Sanchez.
Israel received the highest public vote in Eurovision history — the people have spoken, and their love was loud. 💙🇮🇱
— Avi Yemini (@OzraeliAvi) May 17, 2025
Social media hate is not real life.
The truth? The majority stand with Israel, and no amount of noise can change that.
AM YISRAEL CHAIpic.twitter.com/fCEMnSDzhM
Ditonton oleh sekitar 180 juta pemirsa, kompetisi ini menjadi senjata politik, propaganda dan manipulasi agar publik percaya bahwa Eropa mencintai Israel.**
