China Nyatakan Siap Berperang Apapun dengan AS, Pentagon Membalas dengan Kesiapan

PARAMETERMEDIA.COM – Dua negara ekonomi teratas dunia telah mendekati perang dagang setelah Presiden AS Donald Trump menetapkan kenaikan tarif 10 menjadi 20 persen pada semua barang import China.
China membalas dengan memberlakukan tarif 10-15 persen pada produk pertanian AS dan menempatkan 25 perusahaan AS di bawah pembatasan ekspor dan investasi, dengan alasan masalah keamanan nasional.
Melalui pernyataan resminya pada Selasa yang disiarkan CCTV, Kementerian Luar Negeri China menyatakan kesiapan untuk berperang dalam semua jenis peperangan dengan AS.
Chinese MFA spokesperson:
— Liu Pengyu 刘鹏宇 (@SpoxCHNinUS) March 4, 2025
If the U.S. truly wants to solve the #fentanyl issue, then the right thing to do is to consult with China on the basis of equality, mutual respect and mutual benefit to address each other’s concerns.
If the U.S. has other agenda in mind and if war is… pic.twitter.com/m45ndSQzfK
Di akun X kedutaan China di AS yang mengutip pernyataan pemerintahan dikatakan “Jika perang adalah apa yang diinginkan AS, baik itu perang tarif, perang dagang atau jenis perang lainnya, kami siap untuk berjuang sampai akhir,” kata pernyataan itu.
Mengutip Insider Paper,sehari kemudian pada Rabu, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengeluarkan pernyataan balasan bahwa AS siap untuk berperang jika diperlukan menyusul ancaman Beijing.
“Kami siap, mereka yang merindukan perdamaian harus bersiap untuk berperang,” kata Hegseth dalam sebuah wawancara.
NEW: Defense Secretary Pete Hegseth says US is ‘prepared’ to go to war with China over tariff threats pic.twitter.com/WOjuTahA7C
— Insider Paper (@TheInsiderPaper) March 5, 2025
Meskipun Trump memiliki hubungan baik dengan Presiden China Xi Jinping, namun Pentagon memastikan kesiapan AS dalam menghadapi potensi munculnya konfrontasi.
Hegseth menekankan bahwa kekuatan militer adalah kunci untuk menghindari konflik, mencegah perang dengan China atau negara lainnya.
Ketegangan perdagangan AS-China sudah terjadi pada masa jabatan pertama Trump pada tahun 2018, Trump memberlakukan tarif pada barang-barang China, dengan alasan praktik perdagangan yang tidak adil dan pencurian kekayaan intelektual.**
